“Erick Thohir menganggap semua yang terjadi sebagai pelajaran bersama. Semangat terus Pak!”
Libero.id – Publik pecinta sepak bola Indonesia sudah menduga akan resah saat menjadi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir ‘memanggil’ Presiden FIFA, Gianni Infantino. Maklum, sepekan sebelumnya, kedua tokoh ini sudah bertemu di Doha, Qatar.
Tak heran jika sebagian besar publik sangat menantikan hasil pertemuan tersebut, yang notabene sudah beredar terkait kemungkinan pemberian sanksi. Maklum, banyak rumor yang beredar soal hukuman FIFA untuk PSSI, pasca dibatalkannya turnamen Piala Dunia U-20 2023.
Terbang ke Paris dari Jakarta yang jika ditempuh dengan penerbangan komersial memakan waktu lebih dari 17 jam di udara, misi Erick Thohir tidaklah mudah. Apalagi, berbagai analisis sudah dilakukan, mulai dari sanksi berat seperti tahun 2015 hingga sanksi administratif belaka.
Sesampainya di kota penuh cinta, Paris, Erick Thohir langsung menemui Presiden FIFA Gianni Infantino. Berada di zona yang identik dengan romansa dan fashion, perbincangan keduanya berujung pada langkah transformasi sepak bola Indonesia.
Materi diskusi tersebut menjadi ‘tindak lanjut’ dari apa yang mereka diskusikan sepekan sebelumnya, di Doha, Qatar. Pucuk-pucuk yang digandrungi para ulam telah tiba. Meski tidak 100 persen sesuai dengan makna peribahasa, namun hasil yang diperoleh Ketum baru PSSI terbilang cukup sukses.
Terakhir, FIFA tidak mengirimkan palu telak ke dunia sepak bola Indonesia. Mereka hanya memutuskan sanksi administratif terhadap PSSI. Meski sanksi tersebut mengindikasikan adanya pelanggaran, ‘pengecualian’ menjadi bagian yang ditunggu publik.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir tak bisa mengungkapkan rasa terima kasihnya karena Indonesia terhindar dari sanksi berat.
“Saya hanya bisa mengatakan, Alhamdulillah, dengan rahmat Allah SWT dan doa seluruh rakyat Indonesia, khususnya pecinta sepak bola, Indonesia dapat terhindar dari sanksi pengasingan dunia sepakbola. Dengan kata lain, Indonesia hanya mendapatkan kartu kuning, bukan kartu merah,” kata Erick, Kamis (6/4/2023).
Erick mengungkapkan usahanya datang ke Paris tidak sia-sia, karena menjadi bagian dari arahan Presiden Jokowi. Sebelum hengkang, Erick Thohir mendapat ‘rekomendasi’ untuk bisa bernegosiasi sekaligus mempresentasikan ke FIFA cetak biru transformasi sepak bola Indonesia.
Beberapa poin didiskusikan antara Erick Thohir dan Gianni. Salah satunya adalah penjelasan terkait komitmen pemerintah Indonesia untuk merenovasi 22 stadion agar bisa digunakan untuk kegiatan nasional maupun internasional, baik untuk timnas maupun liga.
“Setelah saya sampaikan, FIFA hanya memberikan sanksi administratif berupa pembekuan dana FIFA Forward untuk kebutuhan operasional PSSI. Ini akan ditinjau kembali setelah FIFA mengkaji strategi besar untuk mengembangkan sepak bola Indonesia,” kata Erick Thohir.
Erick Thohir mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin agar Indonesia bisa terhindar dari sanksi FIFA 100 persen. Namun, FIFA memiliki pandangan tersendiri, dan sanksi administratif menjadi pilihan yang relatif ringan.
Bagi Erick Thohir, sanksi administratif menjadi pelajaran tersendiri bagi sepak bola Indonesia.
“Dengan adanya sanksi ini, kami tetap melanjutkan program transformasi sepak bola bersama FIFA. Kami masih bisa bermain dan bertanding di SEA Games akhir bulan ini,” ujar pria yang juga Menteri BUMN RI itu.
FIFA, kata Gianni, tetap berkomitmen penuh mendukung segala macam program PSSI terkait proses transformasi. Ia berjanji akan memberikan bantuan maksimal jika PSS membutuhkan sesuatu.
Hasil pertemuan antara Erick Thohir dan Gianni Infantino menjadi mata rantai penting yang ditunggu-tunggu oleh komunitas sepakbola Indonesia. Hal ini terkait dengan keputusan FIFA yang membatalkan status tuan rumah Indonesia di pentas Piala Dunia U-20.
Sedianya, penyelenggaraan Piala Dunia U-20 akan berlangsung pada 20 Mei – 11 Juni 2023. PSSI menyiapkan enam zona sebagai ‘kota tuan rumah’, yakni Palembang, Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, dan Bali.
(muflih miftahul kamal/muf)