Kena Karma? Sombong Karena Tak Ingin Main di Timnas Indonesia, Emil Audero Terpuruk di Serie A

“Kamu mau bersaing dengan Donnaruma di Italia kak”

Libero.id – Masih ingat dengan Emil Audero? Jika Anda lupa atau samar-samar, mari kita coba perbarui ingatan pembaca setia Libero.id.

Penjaga gawang yang saat ini memperkuat Sampdoria merupakan keturunan Indonesia. Ayahnya, Edy Mulyadi, adalah orang Indonesia tulen. Tapi mantan penjaga gawang Juventus itu lahir dan dibesarkan di Italia.

Hal yang paling membuat publik sepak bola Indonesia haru adalah saat ayah Emil berkomentar dengan nada angkuh tak ingin anaknya menguat. Timnas Indonesiadan ini dipertegas dengan sikap Emil yang menolak untuk menyelidiki PSSI ketika Anda ingin menaturalisasikannya.

Emil Audero pernah bermain untuk tim nasional Italia Di berbagai kalangan usia ingin memperkuat Gli Azzurri di level senior, ia merasa bisa bersaing dengan kiper-kiper papan atas seperti Gianluigi Donnarumma.

Tapi kenyataannya jauh lebih panas daripada api. Keinginan itu tidak pernah menjadi kenyataan dan akan semakin sulit untuk dicapai, apalagi mengingat performanya saat ini bersama klub.

Lihat situs Transfermarkt, Emil Audero telah bermain dalam 25 pertandingan musim ini. Rekornya mengerikan. Kebobolan 39 gol dan hanya 4 clean sheet.

Dan dari semua game itu Emil Audero sebenarnya 9 kali dipercaya sebagai kapten klub, namun itu tidak cukup untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan mendongkrak performanya di bawah mistar gawang.

Gol demi gol, satu persatu bola bersarang masuk ke gawang. Seringnya kebobolan juga membuat Sampdoria lebih banyak menelan kekalahan ketimbang mencicipi manisnya 3 poin.

Sebagai akibat Sampdoria berada di dasar klasemen dengan catatan 2 kali menang 5 kali seri dan 17 kali kalah. Total 11 poin, satu poin dari Cremonese di 19 dan enam poin dengan verona di zona degradasi.

Melihat performa Sampdoria selama ini, tetap andalkan Emil Audero di bawah mistar gawang, kemungkinan besar klub berjuluk Bluecerchiati itu akan bermain di Serie B musim depan. Jadi, apakah ini bisa disebut karma?

(gigih imanadi dharma/gie)

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *