Sejarah Berdirinya PSSI yang Berulang Tahun ke-93 pada 19 April 2023

“Selamat ulang tahun PSSI, semoga menang piala.”

Libero.idPSSI merayakan hari jadinya yang ke-93 pada 19 April 2023. Meski sudah memasuki usia senja, otoritas sepakbola tertinggi di Indonesia itu minim prestasi. Belum ada turnamen besar yang dimenangkan. Bahkan, untuk kelas SEA Gamesmedali emas terakhir diraih 32 tahun lalu.

Sejarah mencatat, organisasi ini dibentuk pada 19 April 1930 di Yogyakarta. Tokoh penggagasnya, bernama insinyur sipil Soeratin Sosrosoegondo.

Soeratin menyelesaikan pendidikan sarjananya di Sekolah Teknik Tinggi HeckelenburgJerman, pada tahun 1927. Ia kembali ke Hindia Belanda pada tahun 1928 dan bekerja di sebuah perusahaan bangunan milik Belanda di Yogyakarta bernama Sizten en Lausada.

Meski menjadi satu-satunya orang Indonesia yang menduduki posisi penting di perusahaan konstruksi, Soeratin tidak puas dengan kondisi negaranya.

Didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, Soeratin memilih mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Kemudian, ia beralih profesi menjadi aktivis. Kegemarannya bermain sepak bola Soeratin terpantik membuat sebuah organisasi yang mewadahi sepak bola Indonesia.

Dengan idealisme membantu Indonesia merdeka, Soeratin mendorong lahirnya organisasi sepak bola Indonesia. Awalnya, pertemuan kecil digelar di Hotel Binnenhof, Jalan Kramat 17, Jakarta. Kemudian, terjadi pertemuan besar perwakilan klub sepak bola dari berbagai daerah di Yogyakarta pada 19 April 1930.

Pertemuan akbar tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh sepak bola saat itu. Katakan saja Sjamsoedin (Voetbalbond Indonesische Jacatra, VIJ) Dan Gatot (Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond, BIVB). Jadi, Daslam Hadiwasito, Abdul Hamid, Dan Amir Notopratomo (Persatuan Sepak Bola Mataram, PSIM).

Lebih-lebih lagi, Soekarno (Vortenlandsche Voetbal Bond, VVB Solo), Kartodarmoedjo (Madioensche Voetbal Bond, MVB), EA Mangindaan (Indonesische Voetbal Bond Magelang, IVBM)sebaik Pamoedji (Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond, SIVB).

Dalam pertemuan itu, pembentukan disepakati Persatuan Sepak Bola Seloeroeh Seluruh Indonesia (PSSI).

Setelah PSSI terbentuk, Soeratin segera menyusun program kerja yang intinya menentang berbagai kebijakan Pemerintah Belanda melalui NIVB (Nederland Indische Voetbal Bond). PSSI melahirkan “program stridij”. Itu program perjuangan PSSI untuk kemerdekaan Indonesia.

Soeratin juga mendorong pembentukan badan olahraga nasional, agar kekuatan olahraga pribumi semakin kuat untuk melawan dominasi Belanda. Dan, pada tahun 1938, berdirilah ISI (Persatuan Olahraga Indonesia)yang kemudian mengatur Pekan Olahraga (PON) I di Solo pada tanggal 15-22 Oktober 1938.

Berkat kekuatan PSSI, Belanda akhirnya berunding dengan Soeratin dkk. NIVB berubah menjadi NIVU (Nederland Indisch Voetbal Union) dan dilunakkan dengan mencoba merintis kerjasama dengan PSSI.

Pada tahap awal, NIVU mendatangkan tim dari Austria yaitu Winner Sport Club pada tahun 1936. Kemudian pada tahun 1938 atas nama Hindia Belanda, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938. Pemainnya bukan dari PSSI, meski ada sembilan orang Indonesia keturunan Tionghoa.

Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI pada tahun 1942. Setelah era tersebut, sepak bola Indonesia terus berkembang. Sayangnya, setelah 93 tahun, tidak ada gelar kompetisi besar yang dimenangkan.

(Mochamad Rahmatul Haq/kamu)

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *